Haiii.. Mai Litel Notes kembali..
Setelah vacum hampir sebulan lamanya, kini hadir dengan nuansa baru.. (lihat aja wallpapernya) :D
Sebenarnya kemarin ada 2 postingan terbaru, tetapi karna tidak "Lulus Sensor", maka postingannya dihapus.. diganti sama yang ini.. :) Oya, bulan ini adalah bulan Juni.. dan masih ada sekitar 1,5 bulan lagi gue berada di My Love City (Bekasi).. Karena di bulan agustus nanti, gue harus pergi ke solo.. :) Menjadi orang Jawa.. :D Untuk anak-anak Bekasi, khususnya daerah Tambun Selatan yang kenal gue (Kalo masih ada), jangan pada kangen yaa.. karna setiap libur kuliah, gue pasti datang kembali ke Bekasi.. (Aku hanya pergi, tuk sementara.. bukan tuk meninggalkanmu, selamanya.. aku pasti kembali...... #Nyanyi)
Dibawah ini (*melirik ke bawah) adalah cerita gue sekitar 3 tahun lalu.. diambil dari kisah nyata.. Gue menulis ini, karena hanya untuk iseng-iseng aja.. Selain itu juga untuk mengenang dan mengingat masa lalu, supaya di masa depan bisa dijadikan pelajaran dengan melalui tulisan ini.. So, Selamat membaca kawan.. :)
Walaupun gue dan Novela ngga terlalu jauh sekolahnya, tetapi gue merasa LDR banget deh sama dia. Mungkin karena rasa sayang yang menimbulkan rasa rindu di antara kita berdua apa memang karena gue nya yang norak !
Kenapa gue bilang LDR?? Karena gue dan dia ngga satu sekolah dan karena kita jarang ketemuan. Malam mingguan pun gue ngga pernah, karena masih takut bertemu dengan orang tuanya, jadinya kita backstreet. Dan ini memang menjadi LDR pertama gue, ya kalau dibilang pertama memang pertama sih, karena dia kan pacar pertama gue, jadi apa-apa masalah cinta menjadi masalah cinta pertama gue.
Selama LDR ini, kita jarang banget ketemuan. Berhubungan hanya melalui sms-an, telpon pun jarang. Dan pada saat di sekolah, gue sering ditanyain sama teman-teman gue, “Sudah punya pacar belum??” Ya, karena gue ngga mau berbohong, gue bilang jujur aja kalau gu sudah punya pacar. :)
Pada suatu hari, rasa kangen gue sama dia memuncak. Kemudian pada jam istirahat, gue pun menelpon dia dan kebetulan jam istirahatnya sama, jam 10 pagi menuju siang. Gue mulai dengan basa-basi, menanyakan sudah makan atau belum, dia jawab udah. Gue tanya lagi, tadi pelajarannya apa aja, dia jawab matematika dan Fisika. Gue Tanya lagi, udah mandi belum, ya otomatis jawabannya udah, ngapain gue nanya-nanya pertanyaan yang ga penting ini. Kita berdua pun berkangen rinduan seperti finalis Indonesian idol yang menelpon keluarganya di kampung.
Di dalam perbincangan telpon tersebut, yang kebanyakan cerita adalah dia karena memang dia tipe cewek yang paling suka menceritakan secara detail kepada gue (Pada waktu itu). Mungkin jika dipresentasekan, dia berbicara sekitar 75 % dan gue 25 %. Karena waktu istirahat hanya 15 menit, pertelponan tersebut dihentikan oleh waktu.
Jujur, selama LDR ini kita berdua sama-sama memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Keuntungan yang pertama, kita menjadi makin sayang dan perhatian satu sama lain, karena kalau tidak, salah satu dari kita pasti akan berpaling ke yang lain. Yang gue inget adalah, dia selalu mewanti-wanti gue supaya jangan sampai suka sama cewe lain apalagi sama dia (seseorang yang tidak boleh disebutkan namanya). Dia itu mendekati sempurna banget (gue bilang ini lebai ), udah cakep, cantik, pinter, rajin lagi, Novela pun takut kalau gue sampai suka sama dia. Kemudian keuntungan yang kedua adalah kita ngga bosen dengan pasangan kita. Ketiga, kita bisa melatih diri kita untuk saling menjaga perasaan masing-masing. Dan yang terakhir adalah, kita bisa selingkuh. Untuk yang terakhir jangan dicontoh karena tidak baik untuk hubungan kalian.
Dan kerugian dari LDR adalah, kita ngga bisa tahu apa yang sedang terjadi dengan pasangan kita. Apakah dia nakal di sekolahnya, atau dia berubah dari tingkah lakunya, dan mungkinkah dia melupakan kita??
Gue pernah diledekin sama Novela gara-gara gue lebih nurut sama teman-teman gue. Jadi beginilah ceritanya, waktu itu sedang ramai-ramainya Facebook, dan gue belum sama sekali memiliki akun facebook. Melihat teman-teman gue yang sedang asyik-asyiknya tukar-tukaran nickname facebook, gue menjadi iri dan sedikit tengsin kalau ngga punya facebook. Kemudian setelah pulang dari sekolah, gue luangkan waktu gue untuk ke warnet dan membuat akun facebook. Hari pertama baru sampai pembuatan email karena gue dulu masih sedikit gaptek masalah dunia permayaan. Di hari kedua, gue mulai bisa mendaftar di facebook dan gue mencari nama Novela terlebih dahulu, gue add dia. Kemudian gue cari teman-teman gue yang lainnya dan gue add mereka.
Pulang dari warnet, gue langsung pamer sama Novela.
“Cynk, confirm aku yah.” Gue sms dia
“Confirm apaan?? Kamu punya facebook??” Tanya dia. Di dalam pikiran gue, asyik nih mau dibilang keren dan gaul. J nyengir-nyengir aja tuh gue.
“Iya, di confirm.. tadi aku nge-add kamu..emang kenapa??”
“Yee, akun facebook aku udah lama ngga bisa kebuka, ntar deh minta bikinin Wahyu lagi.” Yah ampun, gue udah pamer, eh malah dia nya yang ga punya facebook. Belum sempat gue bales sms dia, dia sms lagi.
“Kamu kenapa bikin facebook?? Kayaknya waktu itu aku suruh bikin, kamunya ngga mau. ” Tanya dia sambil menyindir. Kemudian gue curhat sama dia tentang kejadian di sekolah tadi sehingga gue bisa berniat untuk membuat dan bermain facebook. Namun, apa yang terjadi, dia malah ngambek. Kata dia, “Tuh kan, giliran sama teman kamu aja, kamu nurut, giliran aku yang suruh, kamu ngga mau.”
Haduuuhhh ! Serba salah deh gue, gue sudah mencoba untuk gaul dan mencoba untuk tidak gaptek di sma ini, eh dia nya malah ngambek. Nanti kalau gue ngga bikin facebook, bisa dibilang ngga gaul dan ketinggalan jaman nih gue. Ya sudahlah, mungkin dia ngambek karena tadinya dia memberikan saran yang baik sama gue, tetapi gue malah ngga mengikuti apa katanya. Makanya dia kecewa setelah dia tahu gue mengikuti sarannya dia tetapi dengan motivasi dari teman-teman gue.
By @PutrantoSatrio
Setelah vacum hampir sebulan lamanya, kini hadir dengan nuansa baru.. (lihat aja wallpapernya) :D
Sebenarnya kemarin ada 2 postingan terbaru, tetapi karna tidak "Lulus Sensor", maka postingannya dihapus.. diganti sama yang ini.. :) Oya, bulan ini adalah bulan Juni.. dan masih ada sekitar 1,5 bulan lagi gue berada di My Love City (Bekasi).. Karena di bulan agustus nanti, gue harus pergi ke solo.. :) Menjadi orang Jawa.. :D Untuk anak-anak Bekasi, khususnya daerah Tambun Selatan yang kenal gue (Kalo masih ada), jangan pada kangen yaa.. karna setiap libur kuliah, gue pasti datang kembali ke Bekasi.. (Aku hanya pergi, tuk sementara.. bukan tuk meninggalkanmu, selamanya.. aku pasti kembali...... #Nyanyi)
Dibawah ini (*melirik ke bawah) adalah cerita gue sekitar 3 tahun lalu.. diambil dari kisah nyata.. Gue menulis ini, karena hanya untuk iseng-iseng aja.. Selain itu juga untuk mengenang dan mengingat masa lalu, supaya di masa depan bisa dijadikan pelajaran dengan melalui tulisan ini.. So, Selamat membaca kawan.. :)
Walaupun gue dan Novela ngga terlalu jauh sekolahnya, tetapi gue merasa LDR banget deh sama dia. Mungkin karena rasa sayang yang menimbulkan rasa rindu di antara kita berdua apa memang karena gue nya yang norak !
Kenapa gue bilang LDR?? Karena gue dan dia ngga satu sekolah dan karena kita jarang ketemuan. Malam mingguan pun gue ngga pernah, karena masih takut bertemu dengan orang tuanya, jadinya kita backstreet. Dan ini memang menjadi LDR pertama gue, ya kalau dibilang pertama memang pertama sih, karena dia kan pacar pertama gue, jadi apa-apa masalah cinta menjadi masalah cinta pertama gue.
Selama LDR ini, kita jarang banget ketemuan. Berhubungan hanya melalui sms-an, telpon pun jarang. Dan pada saat di sekolah, gue sering ditanyain sama teman-teman gue, “Sudah punya pacar belum??” Ya, karena gue ngga mau berbohong, gue bilang jujur aja kalau gu sudah punya pacar. :)
Pada suatu hari, rasa kangen gue sama dia memuncak. Kemudian pada jam istirahat, gue pun menelpon dia dan kebetulan jam istirahatnya sama, jam 10 pagi menuju siang. Gue mulai dengan basa-basi, menanyakan sudah makan atau belum, dia jawab udah. Gue tanya lagi, tadi pelajarannya apa aja, dia jawab matematika dan Fisika. Gue Tanya lagi, udah mandi belum, ya otomatis jawabannya udah, ngapain gue nanya-nanya pertanyaan yang ga penting ini. Kita berdua pun berkangen rinduan seperti finalis Indonesian idol yang menelpon keluarganya di kampung.
Di dalam perbincangan telpon tersebut, yang kebanyakan cerita adalah dia karena memang dia tipe cewek yang paling suka menceritakan secara detail kepada gue (Pada waktu itu). Mungkin jika dipresentasekan, dia berbicara sekitar 75 % dan gue 25 %. Karena waktu istirahat hanya 15 menit, pertelponan tersebut dihentikan oleh waktu.
Jujur, selama LDR ini kita berdua sama-sama memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Keuntungan yang pertama, kita menjadi makin sayang dan perhatian satu sama lain, karena kalau tidak, salah satu dari kita pasti akan berpaling ke yang lain. Yang gue inget adalah, dia selalu mewanti-wanti gue supaya jangan sampai suka sama cewe lain apalagi sama dia (seseorang yang tidak boleh disebutkan namanya). Dia itu mendekati sempurna banget (gue bilang ini lebai ), udah cakep, cantik, pinter, rajin lagi, Novela pun takut kalau gue sampai suka sama dia. Kemudian keuntungan yang kedua adalah kita ngga bosen dengan pasangan kita. Ketiga, kita bisa melatih diri kita untuk saling menjaga perasaan masing-masing. Dan yang terakhir adalah, kita bisa selingkuh. Untuk yang terakhir jangan dicontoh karena tidak baik untuk hubungan kalian.
Dan kerugian dari LDR adalah, kita ngga bisa tahu apa yang sedang terjadi dengan pasangan kita. Apakah dia nakal di sekolahnya, atau dia berubah dari tingkah lakunya, dan mungkinkah dia melupakan kita??
Gue pernah diledekin sama Novela gara-gara gue lebih nurut sama teman-teman gue. Jadi beginilah ceritanya, waktu itu sedang ramai-ramainya Facebook, dan gue belum sama sekali memiliki akun facebook. Melihat teman-teman gue yang sedang asyik-asyiknya tukar-tukaran nickname facebook, gue menjadi iri dan sedikit tengsin kalau ngga punya facebook. Kemudian setelah pulang dari sekolah, gue luangkan waktu gue untuk ke warnet dan membuat akun facebook. Hari pertama baru sampai pembuatan email karena gue dulu masih sedikit gaptek masalah dunia permayaan. Di hari kedua, gue mulai bisa mendaftar di facebook dan gue mencari nama Novela terlebih dahulu, gue add dia. Kemudian gue cari teman-teman gue yang lainnya dan gue add mereka.
Pulang dari warnet, gue langsung pamer sama Novela.
“Cynk, confirm aku yah.” Gue sms dia
“Confirm apaan?? Kamu punya facebook??” Tanya dia. Di dalam pikiran gue, asyik nih mau dibilang keren dan gaul. J nyengir-nyengir aja tuh gue.
“Iya, di confirm.. tadi aku nge-add kamu..emang kenapa??”
“Yee, akun facebook aku udah lama ngga bisa kebuka, ntar deh minta bikinin Wahyu lagi.” Yah ampun, gue udah pamer, eh malah dia nya yang ga punya facebook. Belum sempat gue bales sms dia, dia sms lagi.
“Kamu kenapa bikin facebook?? Kayaknya waktu itu aku suruh bikin, kamunya ngga mau. ” Tanya dia sambil menyindir. Kemudian gue curhat sama dia tentang kejadian di sekolah tadi sehingga gue bisa berniat untuk membuat dan bermain facebook. Namun, apa yang terjadi, dia malah ngambek. Kata dia, “Tuh kan, giliran sama teman kamu aja, kamu nurut, giliran aku yang suruh, kamu ngga mau.”
Haduuuhhh ! Serba salah deh gue, gue sudah mencoba untuk gaul dan mencoba untuk tidak gaptek di sma ini, eh dia nya malah ngambek. Nanti kalau gue ngga bikin facebook, bisa dibilang ngga gaul dan ketinggalan jaman nih gue. Ya sudahlah, mungkin dia ngambek karena tadinya dia memberikan saran yang baik sama gue, tetapi gue malah ngga mengikuti apa katanya. Makanya dia kecewa setelah dia tahu gue mengikuti sarannya dia tetapi dengan motivasi dari teman-teman gue.
By @PutrantoSatrio
Tidak ada komentar:
Posting Komentar