Halaman

Sabtu, 11 Februari 2012

Kisahku di Lawang Sewu

Awal tahun di hari yang baru pada tahun 2012, gue berwisata ke Lawang Sewu. Mumpung gue masih ada di Semarang nih. Lagian, Lawang Sewu ini juga udah terkenal kok, makanya gue ngga mau melewatkan berwisata kesini. Diantarkan oleh kakak sepupu gue (Mbak Asti), kami (gue, nyokap dan adik gue) berangkat ke Lawang Sewu menggunakan 2 motor, 2 kaca spion dan 4 helm. Maklum, takut ditilang.
Lawang Sewu. Lawang (pintu), Sewu artinya seceng (seribu). Berarti Lawang Sewu adalah seribu pintu. Di saat mau masuk, tarif yang dipasang oleh orang-orang disana lumayan besar. 15 ribu per orang + 10 ribu untuk Tour Guide sesaat. Padahal di Ticket harganya cuma 10 ribu ! Wah, mungkin ini karena pengaruh dari momen tahun baru. Kenapa sih harus ada tahun baru???? Kami pun dipandu oleh Tour Guide yang kira-kira berumuran 50 tahun ke atas. Dan terlihat sudah ahli dan berpengalaman.
Baru berjalan sekitar 10 meter, Tour Guide pun angkat bicara, "Sebelumnya sudah pernah ke Lawang Sewu belum??" dengan logat jawanya yang masih kental. Seperti susu kental manis. "Belum, ini baru pertama kalinya", jawab gue dengan gagah.

"Ohh.. ini gedung Lawang Sewu." (Iyeee, gue tauu.. kata gue dalam hati) kemudian dia melanjutkan," banyak orang mengatakan kalau ini angker, tapi sekarang sudah tidak." Gue mengangguk dan berpiki sesaat, "mungkin, hantu-hantunya udah pada minggat kalii.." kata gue dalam hati.
"Gedung ini dibangun pada tahun 1904 dan digunakan sebagai kantor perkeretaapian pada jaman Belanda." Tour Guide menjelaskan dengan tangan menunjuk-nunjuk gedung yang berada di depan kita. "Disini ada berapa gedung, pak?" tanya gue dengan rasa keingintahuan yang sangat besar. "Hanya ini tok !" jawaban yang singkat dari Tour Guide Tua ini. "Bukan itu maksud gue GANTEEEENGGG !!!" Mau berteriak seperti itu sambil memukulnya menggunakan sepatu, namun tidak jadi karena melihat keramaian di sekitar yang bisa menjadi saksi mata.  Dan akhirnya dia melanjutkan penjelasannya tentang Lawang Sewu ini.
"Bangunan ini dibangun tanpa rancangan." Tour Guide menjelaskan dan semua terdiam selama beberapa saat. "Maksudnya, bangunan ini dibangun tanpa besi-besi" lanjutnya. "Ohh.. berarti hanya batu doang yah !" Tanya gue sok profesional. "THAT'S RIGHT !" (artinya "belok kanan). kita pun masuk ke gedung B. Di gedung ini terdapat bahan-bahan bangunan yang digunakan untuk membangun gedung ini. Ketika kami ingin masuk, Tour Guide meninggalkan kami dan pergi begitu saja tanpa jejak. "Udah, penjelasannya cuma sampe segitu doang !!" inti perbincangan kami berempat. Kami pun masuk ke gedung B dan melihat-lihat isi di dalam gedung ini. Kemudian, setelah 15 menit 29 detik, kami keluar dan ke gedung selanjutnya. Gedung ini memiliki ruang bawah tanah, Gedung C. Gedung ini memiliki banyak sekali pintu. Gue denger-denger dari Tour Guide orang lain, tentu saja bukan tour Guide yang telah meninggalkan kami dan menelantarkan kami, "Gedung ini memiliki banyak pintu sebagai pendingin ruangan, karena dulu belum ada AC." Gue hanya mengangguk dan Tour Guide melanjutkan penjelasannya, "Walaupun gedung ini berarti 1000 pintu, tetapi gedung ini belum memiliki 1000 pintu". "Jangan-jangan, mau nambah pintu lagi nih gedung biar sampai 1000." Pikir gue dalam hati.
Menurut gue, tempat ini sedikit memprihatinkan karena kurangnya perawatan. Tampak terlihat mewah dari luar, namun didalamnya seperti gedung yang tidak terawat. Di dalam gedung ini pun, hanya diisi dengan papan=papan yang berisikan masa sejarah gedung ini serta foto-foto orang penting yang pernah berkunjung ke Lawang Sewu ini. Oya, sedikit memberi bekal pengetahuan kepada kalian, bahwa kota Semarang ini merupakan kota pertama di Indonesia yang menggunakan jasa kereta api sebagai alat transportasi. Untuk pengantaran tentara Belanda dan pembawa hasil kebun dari daerah kota pelabuhan. Jalurnya pun dari kota Semarang ke Ambarawa, kemudian ke Solo. 
Rencananya, gue dan adek gue mau mencoba ruang bawah tanah, namun karena biayanya cukup "WAWW !", jadi gue urungkan niat gue dan kami pun naik ke lantai 2. Semua-muanya harus bayar, nanti gue pasang tarif juga untuk orang-orang yang melihat muka gue, mengobrol sama gue. Orang kentut juga didenda, untuk pengobatan gangguan pernapasan orang-orang di sekitarnya. Di lantai 2 pun, tidak jauh berbeda dengan di lantai dasar tadi. Malah disini hanya pintu-pintu saja, tidak ada yang menarik disini. Tetapi, tidak apa-apa, karena gue kesini hanya untuk refreshing serta menambah ilmu pengetahuan saja. Dan sebagai bukti bahwa gue pernah kesana, gue melampirkan beberapa foto di Lawang Sewu. Terima kasih bagi para pembaca setia MLN ^.^


Nyokap dan adek gue

Bergaya di Lawang Sewu

Lawang Sewu

Diatas Lokomotif

Bergaya di atas gerbong

Monumen (lupa namanya)

Lantai 2 Lawang Sewu

With Mba Asti in Lawang Sewu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar