Sekarang gue mau menceritakan kisah perjalanan gue selanjutnya, langsung aja deh.. let's go ! (??????)
9. serbuan pedagang lagi di stasiun songgom, namun tidak sebanyak serbuan yang tadi.. :)
Jam hampir menunjukkan jam 2 dan ini adalah waktunya untuk tidur. Namun tepat di stasiun Songgom, kereta berhenti seperti biasa (lokomotifnya masih di depan). Kemudian tidak lama setelah itu, para pedagang kembali masuk ke kereta dengan semangat mengharapkan mendapatkan selembar du lembar ribuan dari para pembeli yang membeli dagangannya. Namun serbuan dari para pedagang ini tidak sebanyak serbuan di st.Cirebon.
10. @st.kutoarjo (prov.DIY).. Masuknya seorang banci yang superberani..
Ya, tepat di st.Kutoarjo, seperti yang gue bilang dari postingan sebelumnya bahwa dari st.Jatinegara sampai sekarang belum ada satu pun pengamen yang berani masuk ke kereta untuk mengamen. Namun, di stasiun kutoarjo semua berubah dan menjadi suasana yang menegangkan. Seorang Pria atau wanit (gue ngga tau karena dia adalah seorang banci) masuk dengan membawa gitar bikinan dia sendiri. Menurut gue, ini bukan sebuah gitar, karena memang tidak berbentuk seperti gitar. Beliau (banci) masuk ke gerbong gue dan langsung membangunkan semua penumpang. Dari yang tidur di bawah jadi bangun pindah duduk di atas. Dari yang duduk di atas menjadi lari-larian karena takut sama banci super berani ini. Gue salut karena keberaniannya utk masuk ke kereta itu. Give Him/Her applause !! Kalau perlu stanfing applause for her/him. 11. "Selamat Datang", sambut Jogja kepadaku :D tiba di jogja pukul 05.20..
Jam 05.20 (tentunya masih Waktu Indonesia Bagian Barat), kereta berhenti di stasiun Tugu, Yogyakarta. Kami pun turun dan keluar stasiun, sampai di depan stasiun kita langsung ditawari jasa layanan taksi. Nyokap gue pun bernegosiasi dengan sopir taksi dengan bahasa yang seharusnya gue mengerti (karena gue orang jawa), tapi gue ngga ngerti. Dan yang hanya gue mengerti adalah "Mlebu !) yang artinya "Masuk". Cekacekacekacekaceka.. ! Setelah nyokap menemukan taksi dengan harga pas, kita pun naik taksi tersebut. Dari dalam taksi gue menemukan berbagai keunikan kota Yogyakarta. *Nyokap gur masih berbincang-bincang dengan sopir taksi dengan bahasa yang sama (bahasa jawa).
12. Keunikan di kota Yogyakarta
- Ketertiban lalu lintas disini sangat terjaga. Di saat taksi yang gue naiki terkena lampu merah tepatnya di detik ke-63". Di seberang jalan memang terlihat sangat sepi, namun sopir taksi tidak langsung menancapkan gas (berbeda dengan Jakarta.
- Disini, tidak hanya becak, tetapi andong/delman pun mempunyai plat nomor !
- Disini terdapat Trans Jogja (Kalau di Jakarta, Busway trans jakarta). Disini semua fasilitasnya serba mini. Haltenya mini, bisnya juga mini. Kalau di Jakarta, bisnya double, haltenya double, penumpangnya berjouble ! Dan yang uniknya, setiap perhentiannya, kenek transJogja berbicara "Shlater Malioboro 1, (kemudian dia menunjukkan berbagai rute yang bisa ditunggu di halte ini, kemudian...) silahkan yang keluar duu, hati-hati..kakinya dulu yang turun. Silahkan bis 1A tujuan ......... " *pintu pun ditutup. Gue dan nyokap gue, "Manual banget disini".. ckckckckckc
- Namun ada kesamaan di Jogja ini dengan Jakarta. Yaitu, setiap lampu merah pasti yang di depan selalu kendaraan sepeda motor ! hhehehehehehehe :D
Terima kasih karena sudah membaca perjalanan gue ke Jogja, selanjutnya gue akan menceritakan berbagai kisah tour gue di Jogja. Jangan lupa follow Twitter, Blog dan add Facebook gue..
Facebook : Satrio Putranto
Twitter : @PutrantoSatrio
Blog : Mai Litel Notes ^.^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar